Menteri Thailand Kagumi Museum History of Java di Yogakarta

Wisata Yogyakarta Museum History of Java

Vira Rojpojchanarat tampak terpesona ketika memasuki Museum History of Java yang berbentuk piramid. Museum ini memiliki berbagai koleksi tentang asal usul kebudayaan Jawa dari 2,5 juta tahun lalu. Begitu memasuki area museum, Vira Rojpojchanarat dan rombongan Kementerian Kebudayaan Thailand disuguhi sebuah film layar lebar berdurasi sekitar 7 menit.

Tampak mereka larut dalam cerita masuknya manusia purba pertama ke bumi Nusantara ini. Dalam film itu digambarkan berbagai tumbuhan dan binatang purba, baik yang sudah punah maupun masih ada di masa kini, seperti badak bercula, elang Jawa, harimau Jawa. Film ini dilengkapi dengan teknologi augmented reality tiga dimensi sehingga tampak hidup.

Seusai menonton film dengan efek tiga dimensi, rombongan Kementerian Kebudayaan Thailand terlihat antusias ketika memasuki ruang koleksi. Di dalamnya terdapat ratusan artefak yang ditata rapi. Berbagai benda purbakala sampai masa kerajaan, seperti Majapahit dan Mataran Kuno ada di sana. Misalnya mata uang era kerajaan Majapahit dan Mataram, peralatan ritual atau sesembahan, barang rumah tangga, senjata, hingga kitab dan manuskrip.

Ada pula perhiasan raja-raja zaman Majapahit, alat pertanian, sampai peralatan prajurit kerajaan. Di salah satu sudut museum ada ruangan khusus yang menampilkan benda koleksi empat kerajaan pecahan Mataram, yakni Keraton Yogyakarta, Pura Pakualaman, Keraton Surakarta. dan Mangkunegaran. Benda-benda bersejarah itu dipajang dan tersusun rapi dalam sebuah rak kaca, dikelompokkan berdasarkan zamannya.

Lorong Austronesia menceritakan kehidupan di Pulau Jawa zaman kapitayan atau saat masih mengenal kepercayaan animisme-dinamisme. Agama kapitayan merupakan cikal bakal tradisi kejawen. Sebelum datang Hindu dan Budha, masyarakat di Jawa lebih dulu mengenal sang Hyang Ismoyo yang bukti peninggalannya berwujud patung Semar dan Togog.

“Museum ini menyajikan sejarah Jawa yang sangat lengkap. Ternyata banyak kesamaan antara budaya Jawa dan budaya di Thailand,” ujar Vira Rojpojchanarat. Kesamaan itu misalnya pada artefak benda bersejarah yang sebagian juga ada di negerinya. “Dari museum ini diketahui, Indonesia dan Thailand mempunyai persamaan dan tali hubungan kebudayaan yang sangat dekat sejak zaman kerajaan dulu.”

Vira Rojpojchanarat berharap museum seperti ini bisa menjadi wadah untuk melestarikan dan membuka pengetahuan kebudayaan serta sejarah bangsa Indonesia. Dalam kunjungan, itu rombongan Kementerian Kebudayaan Thailand juga disuguhi tari Gambyong sebagai tari penyambutan.

Kepala Museum History Of Java, Ki Sutikno mengatakan sejak resmi dibuka pada akhir 2018 lalu, pihaknya gencar mempromosikan museum ini di tingkal lokal, nasional, dan internasional. “Semoga kunjungan menteri Thailand ini menular kepada wisatawan mancanegara lainnya yang ingin belajar sejarah, khususnya sejarah Jawa,” ujarnya.

Provided from : Tempo.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.